2. Baju Manten
Pakaian mantenan, merupakan jenis pakaian adat yang berasal dari Jawa Timur dan biasa digunakan untuk acara pernikahan saja. Jenis pakaian adat mantenan ini sangat mudah untuk kita temui khususnya ketika ada acara pernikahan di Jawa Timur. Sedangakan untuk pelengkapnya berupa odheng, arloji rantai, kain selempang, serta jenis-jenis aksesoris lainnya.
Dikutip dari @gramediablog "Pakaian Adat Jawa Timur: Jenis, Keunikan dan Penjelasan" tulisan Laeli Nur Azizah, manten memiliki arti pengantin. Sesuai namanya, baju ini digunakan oleh pasangan pengantin laki-laki dan perempuan. Model pakaian ini dulunya sering dipakai oleh para raja Jawa kuno.
Baju Mantenan untuk pria terbuat dari kain beludru hitam dan berupa beskap (jas resmi dalam tradisi Jawa Mataraman) yang bagian depan dan belakangnya tidak sama panjangnya. Kalau ingin tahu beskap itu seperti apa, Grameds bisa mengingat-ingat baju yang sering dikenakan oleh Legenda Campur Sari Indonesia, Didi Kempot.
Beskap tersebut didominasi oleh motif berwarna emas yang terbuat dari kawat. Konon, dulunya kawat tersebut terbuat dari emas, namun seiring dengan waktu dan mengingat harga emas yang tinggi, bahan kawat bisa dimodifikasi.
Pada perempuan, kemben merupakan pakaian yang pertama kali digunakan. Kemben merupakan kain yang digunakan untuk melilit tubuh perempuan bagian dada dan perut. Setelah kemben, baru pakaian manten dikenakan untuk menutupi bagian tubuh yang masih terbuka. Baju Manten berbahan sama dengan pakaian laki-laki, namun motif yang dipilih terkesan lebih feminim.
Untuk bawahan Baju Manten, baik laki-laki maupun perempuan menggunakan jarik bermotif batik. Motif batik yang dipilih seragam untuk menguatkan kesamaan sebagai pasangan.
Pengantin pria mengenakan kalung yang terbuat dari bunga melati. Sementara mempelai wanita menggunakan rantai melati yang diikat di belakang kepala dan dibiarkan menjuntai ke depan pundak sampai ke perut.
Untuk penutup kepala sendiri bermacam-macam. Ada yang mengenakan blangkon, odheng, peci, dan topi sultan. Sementara untuk wanitanya menggunakan mahkota yang diberi melati. Selain penutup kepala, dapat ditemui beberapa aksesoris lain seperti senjata, sepatu, dan lain-lain sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak mempelai.
Dengan satu set pakaian tersebut, mempelai pria dan wanita diharapkan memiliki aura raja dan ratu. Cantik dan tampan, mempesona, dan berwibawa.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait