SURABAYA, iNews.id – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo mengaku bingung atas kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejumlah pejabat di Pasuruan yang salah satunya dikabarkan wali kota Pasuruan Setiono. Kasus yang sama kembali terjadi kendati dia telah berkali-kali mengingatkan para kepala daerah dan pejabat.
“Saya sampai bingung. Kok masih ada saja. Ini (kepala daerah tersangkut korupsi) sudah kesekian kali,” kata Soekarwo seusai Sidang Paripurna DPRD Jatim, Kamis (4/10/2018).
Soekarwo mengungkapkan, sudah berulang kali mengingatkan para kepala daerah untuk berhati-hati, terutama dalam pengelolaan anggaran. Namun, upaya tersebut rupanya tak cukup ampuh untuk menyadarkan para kepala dearah untuk tidak berlaku koruptif.
“Tetapi, bagaimana lagi. Ngrubah weko iku angel (Mengubah watak itu sulit). Ini persoalan integritas. Ini perilaku. Watak. Kalau pungli (pungutan) liar bisa diubah oleh sistem. Tetapi, kalau kelakuan tidak bisa dikontrol,” tutur Soekarwo.
Karena itu, bagi Soekarwo, sangat penting mengetahui rekam jejak seorang pemimpin. Bukan hanya dirinya pribadi, tetapi juga istri dan keluarganya. “Semua dicek, bagaimana istrinya, hidupnya hedon atau tidak. Kalau memang benar-benar tidak layak, jangan dicalonkan,” katanya.
Model itu (mengecek rekam jejak calon dan keluarga), lanjut Soekarwo dilakukan di beberapa negara. “Di Amerika masyarakat bebas. Tetapi untuk presiden aturannya banyak. Dicek betul sehingga tidak semua masyarakat bisa nyalin pemimpin,” katanya.
Untuk diketahui, pagi tadi enam pejabat terkena OTT KPK. Salah satunya disebut-sebut Wali Kota Pasuruan Setiono. Di Jatim, kasus OTT kepala daerah sudah lebih dari 10 orang. Sebelumnya, KPK telah menangkap Wali Kota Malang Sutiaji dan 41 anggota DPRD Kota Malang.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait