JAKARTA, iNews.id - Kertanagara konon menjadi pemimpin yang membawa Kerajaan Singasari ke arah kejayaan. Bahkan di masa Kertanagara pula Kerajaan Singasari memulai ekspansinya ke wilayah Semenanjung Melayu dan beberapa negara di seberang.
Tapi konon sebelum Kerajaan Singasari menuju kejayaan di era Kertanagara, ada seorang penjahat yang memberontak dan nyaris membuat kestabilan kerajaan oleng. Sosok penjahat dan pemberontak ini konon bernama Caya Raja atau Kalana Bhaya.
Pada kitab Kakawin Pararaton disebutkan Slamet Muljana pada bukunya "Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit" Kertanagara berhasil membinasakan Kalana Bhaya. Diceritakan penumpasan ini terjadi di awal-awal kekuasaan Kertanagara.
Peristiwa pemberontakan ini bahkan dimuat dalam naskah kuno Panji Wijayakrama pupuh 1/10 yang juga mencatatkan pemberontakan kalana (penjahat) yang bernama Bhayangkara terhadap raja Kertanagara. Pada umumnya, Panji Wijayakrama dan Kidung Rangga Lawe agak panjang dalam uraiannya tentang pemberontakan kalana Bhayangkara.
Tetapi baik dari Negarakertagama, Pararaton, maupun Panji Wijayakrama, didapati pemberitaan peristiwa yang sama. Tetapi nama pemberontaknya agak berbeda. Di kakawin Pararaton, pemberontakan Kalana Bhaya disebutkan dapat ditumpas Kertanagara di awal masa pemerintahannya.
Bunyi kalimatnya yakni Sapanyeneng cri Kertanagara angilangaken kalana aran Bhaya. Huwus ing kalana mati, angutus ing kawula nira, andona maring Melayu, yang artinya Ketika baru saja naik tahta, raja Kertanagara menyirnakan penjahat bernama Bhaya. Setelah penjahat mati beliau mengirim orang atau tentara ke negeri Melayu.
Pada kitab Negarakertagama penjahat itu tidak bernama Bhaya, tetapi Caya Raja atau Cayaraja. Konon pemberontakan ini terjadi pada tahun Saka 1192 atau 1280 Masehi. Sementara pada Kidung Panji Wijayakrama, pemberitaan tentang penjahat Bhaya juga disebutkan tepat sebelum pengiriman tentara Singasari ke negeri Melayu.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait