ilustrasi minyak goreng bersubsidi. (istimewa).

"Kebijakan dari pemerintah kita nggak tahu dapat berapa pengiriman, ini katanya siap satu minggu tiga kilo oke. Rata-rata ambil yang kecil saja itu 1 jirigen 15 atau 16 kilogram itu yang minim," ucapnya.

"Sedangkan ini yang enam jirigen satu hari ada yang sampai delapan, ada yang lima. Memang bukan industri besar, .memang kita sentranya tapi semua home industri, saking banyaknya pengerajin kita membutuhkan minyak yang banyak," tambahnya.

Penghentian distribusi minyak goreng subsidi ini membuat para pelaku pengerajin tempe dan keripik terpaksa membeli minyak goreng nonsubsidi dengan harga yang mahal. Hal ini membuat keuntungan dari para pengerajin keripik dan tempe ini berkurang cukup drastis, bahkan beberapa di antaranya tak bisa balik modal dan merugi.

"Kita cari yang ada saja yang nonsubsidi, yang satu karton (harganya) Rp270.000-Rp260.000, kita ambil terpaksa. Dari keuntungan ya kita nggak dapat keuntungan cuma bisa makan untuk bertahan saja," katanya. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network