MALANG, iNews.id - Pondok Pesantren (Ponpes) UNIQ Nusantara di Kabupaten Malang mendapat sorotan imbas video viral ceramah Abuya Mama Ghufron. Potongan video ceramahnya mengaku bisa bahasa semut yang beredar di medsos dan dianggap kontroversial.
Wartawan mencoba mengunjungi ponpes yang diasuh KH M Abdul Ghufron Al Bantani di Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Kamis (27/6/2024). Lokasi ponpes ini berada di tepi Jalan Raya Malang-Lumajang, tepatnya di Desa Pamotan.
Memasuki area pesantren, tak ada perbedaan dengan bangunan ponpes lainnya. Namun memang sekilas ponpes ini memiliki keunikan dengan bangunan masjid terbuat dari konstruksi bambu.
Beberapa bangunan Ponpes juga cukup ikonik dengan dibangun dari bambu-bambu, seperti gubuk yang digunakan tempat tinggal santri dan beberapa jemaah. Di area bangunan depan dekat masjid bertuliskan bahasa Sunda.
Selanjutnya di bangunan kantor pesantren terdapat tulisan dengan Bahasa Suryani. Tulisan Pondok Pesantren UNIQ ini merupakan arti dari tulisan bahasa Suryani tersebut.
Pengurus Ponpes UNIQ Nusantara Ubad Aminullah menjelaskan, bila UNIQ merupakan singkatan dari Ulin Nuril Islami Qoyyidi, artinya orang-orang yang mempunyai cahaya Islam kokoh. Bahkan KH Abdul Ghufron Al Bantani atau yang dikenal dengan Abuya Ghufron itu pernah membalikan kata UNIQ menjadi QINU.
"Dibalik jadi Qoyyidul Islam Nahdlatul Ulama, kenapa saya sampaikan itu dulu. Karena memang ada penggiringan opini," ucap Ubad Aminullah ditemui di Ponpes UNIQ Nusantara, Kamis (27/6/2024).
Ponpes ini berdiri pada 9 Januari 1999 di Jalan Petukangan Gang 9, Surabaya. Seiring berkembangnya waktu, ponpes ini akhirnya berkembang hingga memiliki 9 cabang dengan 7 kelembagaan pendidikan dan dua merupakan kantor sekretariat untuk menampung jemaah.
"Di Malang ini kan memang cabang. Jadi sudah banyak cabangnya yang sudah ada lembaga pendidikan ada 7, kalau sama sekretariatnya 9, buat jemaah gitu. (Ponpesnya) Di Malang, Surabaya, Indramayu, Jakarta Sunter, Bandung, Lampung, Kalimantan, 7 sudah lembaga pendidikan, sudah ada santrinya, dua di Lamongan dan Demak, itu sektretariat saja, untuk agenda tahunan," katanya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait