Rouffaer memberikan keterangan pada peta ini sebagai tembok-tembok keraton itu, yang sebelum tahun 1889 diratakan dengan tanah. Tembok ini dahulu setinggi 5 sampai 6 meter dan tebalnya 1,5 meter, dibangun seluruhnya dari batu bata, dan disisipi di sana-sini dengan bata alam.
Permukaan tembok di atas diberi penutup bersegi tiga, seluruhnya terbuat dari batu alam putih yang diberi bentuk seperti batu bata yang lebar. Rupanya, tembok-tembok masjid juga terbuat dari bahan yang sama, dan Rouffaer masih dapat mengikuti bekas tempat berdirinya tembok itu di sisi utara dan sisi barat.
Konon masih ada tiga deretan ompak yaitu kaki untuk tiang kayu, tetapi sebenarnya dari catatan peneliti Belanda harusnya ada enam buah. Selain masjid, peneliti Belanda juga menemukan sebuah serambi.
Konon bangunan istana ini tidaklah dibangun sekaligus dan dalam waktu cepat. Banyak informasi yang menyebut, pembangunan istana Plered ini memakan waktu cukup lama, dimulai dari pembangunan masjid hingga seluruh bagian istana dikerjakan.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait