Penampakan masjid peninggalan Mataram Islam di Bojonegoro. (Avirista Midaada).

Letaknya yang berjarak sekitar 100 meter dari Sungai Bengawan Solo membuat masjid ini rentan tergenang banjir dari aliran anak Sungai Bengawan Solo yang ada tak jauh juga dari bangunan masjid. 

"Kami sengaja meninggikan 1 meter karena kalau banjir ini setiap Salat Jumat tidak bisa digunakan. La masak kalau lagi banjir sebulan bisa 2 kali kebanjiran, terus gak salat Jumat," tutur Hakim. 

Maka faktor itulah yang akhirnya membuat konstruksi sebagian besar masjid diperbarui dan terkesan lebih modern. "Sebenarnya sayang kalau dipugar dari bangunan aslinya. Tapi mau bagaimana lagi harus ditinggikan, tapi tidak mengubah gaya arsitek lama masjid hanya ditinggikan dan terlihat lebih modern saja," katanya.

Alhasil karena itulah, beberapa konstruksi masjid seperti marmer kuno yang ada di bagian depan masjid sebagian rusak dan disusun ulang dan diletakkan di bagian samping kiri masjid. 

Selain konstruksi dasar bangunan masjid yang masih dipertahankan, terdapat sejumlah peninggalan kuno yang masih tersimpan mulai dari karpet merah, keris, dan tombak milik Ki Wiroyudo yang tersimpan dalam peti kayu jati yang juga usianya diperkirakan sudah mencapai 342 tahun.

"Ada peninggalan karpet merah, tombak, dan keris yang tersimpan dalam peti kayu. Itu semua barang dari Ki Wiroyudo. Bahkan karpet merah itu pernah dipakai pemerintah Bojonegoro menyambut kedatangan Bung Karno waktu berkunjung ke Bojonegoro," ujarnya. 

Tak ketinggalan pula, jam matahari atau sundial sebagai alat yang menunjukkan waktu masuk salat sebelum adanya jam, atau masyarakat sekitar mengenalnya dengan nama benjet. Benjet ini kini diletakkan di halaman depan masjid, sebagai penghias bangunan masjid lantaran sudah ada jam.

Sayang ada beberapa barang-barang tinggalan dari Ki Ageng Wiroyudo yang rusak karena efek banjir yang menggenangi masjid, seperti kita kuno dan beberapa mushaf kuno bertuliskan huruf Arab kuno, yang berusia ratusan tahun juga rusak.

"Ada Kitab tulisan arab gundul peninggalan Mbah Buyut Wiroyudo, dari tulis tangan berbahan kertas, sekarang rusak terkena banjir," katanya. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network