Ilustrasi pakaian bekas impor. (antara).

Rizky pun membeberkan, pakaian bekas impor di Indonesia memiliki segmen tertentu yang cukup kuat. Terlebih, barang-barang tersebut terlihat ekslusif dengan kualitas bagus dan tak ada duanya. "Pemerintah harus spesifik, jangan pukul rata," tuturnya. 

Sementara, soal sindiran Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki terkait penjualan pakaian bekas impor yang merugikan produk fashion lokal, dia juga mempertanyakan terkait kualitas yang ada. Perbaikan kualitas produk dalam negeri dan pemasaran perlu diperhatikan dulu.

Apalagi, konsumen juga tidak bisa dipaksakan untuk membeli barang dalam negeri yang dinilai kebanyakan kualitasnya masih kurang. "Kalau mereka memang harus membeli produk lokal, lalu bagaimana dengan kualitas dan harga. Kami juga tidak bisa memaksakan karena punya segmen masing-masing," tuturnya.

Di Kota Malang sendiri diperkirakan ada ratusan penjual pakaian bekas impor baik yang berjualan secara offline dan online. Menurutnya, keberadaan para penjual pakaian thrift juga untuk mengurangi limbah fashion. 

"Pemerintah harus lebih spesifik terkait larangan thrifting itu seperti apa. Pengurangan limbah fashion lokal sendiri sebenarnya dari pengolahan baju bekas juga," katanya. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network