JAKARTA, iNews.id - Ketua DPD AA La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta Polda Jawa Timur (Jatim) mengusut tuntas dugaan vaksinasi booster ilegal di Kota Surabaya. Menurutnya hal itu tidak sejalan dengan semangat pemerintah menciptakan kekebalan kelompok untuk segera mengakhiri pandemi Covid-19.
"Kita meminta aparat kepolisian mengusut dugaan vaksinasi booster ilegal itu. Tindakan itu kontradiktif dengan upaya pemerintah menghadapi pandemi yang telah menghancurkan perekonomian kita," ujar LaNyalla, Sabtu (8/1/2022).
La Nyalla sangat menyayangkan karena masih ada oknum yang mengambil kesempatan dalam kondisi ini. Di saat pemerintah dan pihak terkait gencar vaksinasi dalam upaya menyelamatkan masyarakat, ada orang yang tidak bertanggung jawab mengambil keuntungan untuk diri sendiri.
"Makanya harus diproses secara hukum. Karena ini dampaknya sangat luas, bukan hanya secara ekonomi tetapi juga keselamatan jiwa manusia," ucapnya.
Menurutnya, dugaan sindikat jual beli vaksin booster berbayar dan ilegal ini perlu menjadi perhatian semua pihak. Sebab, masyarakat bawah bisa menjadi sasaran para sindikat tersebut.
"Bisa saja sindikat ini sudah menyebar ke daerah lain di luar Surabaya, jadi masyarakat harus waspada," ujarnya.
Para pelaku menggunakan modus seolah-olah semua masyarakat sudah tervaksin. Kemudian sisa-sisa vaksin dikumpulkan dan dijual kepada orang yang membutuhkan. Akibatnya, vaksin itu seolah-olah vaksin booster dengan meminta bayaran sebesar Rp250.000.
Sementara pemerintah baru akan memulai vaksinasi dosis ketiga atau booster pada Rabu (12/1/2022). Vaksin booster akan terbagi menjadi dua skema, yaitu gratis dan berbayar.
Vaksin gratis dibiayai dengan APBN untuk 21,5 juta lansia dan 61,6 juta Penerima Bantuan Iuran (PBI) nonlansia. Sementara yang berbayar diberikan kepada 93,7 juta penduduk.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait