Penyidik Polda Jatim menunjukkan barang bukti kasus pengaturan skor Liga 3 zona Jatim, Rabu (16/3/2022). (Foto: isimewa).

SURABAYA, iNews.id - Polda Jawa Timur (Jatim) terus mengusut praktik pengaturan skor di Liga 3 zona Jatim yang menyeret lima tersangka. Setelah menahan empat pelaku, penyidik Polda Jatim kini memburu HP yang ditetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang). 

"Karena sudah dipanggil dua kali enggak hadir. Kami akan segera melakukan upaya paksa," kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Totok Suharyanto di Mapolda Jatim, Rabu (16/3/2022).

Totok mengungkapkan, kasus ini bermula dari DYPN dan HP yang menghubungi BS. Keduanya meminta agar pertandingan antara Gresik Putra Paranane FA dengan Persema Malang saat bertemu di Liga 3 Zona Jatim dikondisikan dengan imbalan Rp70 juta. "Skema yang ditawarkan, Gresik Putra menang dengan skor 1-0 dari Persema pada babak pertama," katanya. 

DYPN dan HP, lanjut dia, lantas meminta FA agar Persema mengalah 1-0 pada babak pertama. Namun hasil akhirnya, Persema yang menang atas Gresik. 

Kemudian, BS mengajak FA dan IAH untuk meminta pengelola Gresik Putra Paranane FA, Zha Eka Wulandari agar mengalah saat melawan Persema Malang dengan imbalan Rp30 juta. "FA (dan IAH) juga ikut berperan meyakinkan HPS (pemain Gresik) agar menerima tawaran BS, apabila timnya tidak lolos akan dicarikan tim lain di Liga 2," ungkap Totok. 

Dia menambahkan, FA, BS, DYPN dan HP juga sempat melakukan pertemuan di salah satu warung bakso di Kota Malang. "Pertemuan itu bertujuan untuk mengondisikan pemain Persema Malang agar mengalah dengan skor 1-0 pada babak pertama," tandas Totok.

Praktik pengaturan skor ini terbongkar setelah Zha melapor ke Asprov PSSI Jatim pada 11 November 2021. Lalu pada 22 November 2021, Ketua Komdis PSSI Jatim melaporkannya ke Polda Jatim dengan beberapa barang bukti. Kepolisian pun melakukan penyelidikan hingga penyidikan. Sampai akhirnya lima orang termasuk BS ditetapkan tersangka. 

Akibat perbuatannya, BS dan keempat tersangka lainnya dijerat Pasal 2 UU 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap. Mereka terancam lima tahun penjara dan denda sebesar Rp15 juta. 

"Kami mengapresiasi pihak kepolisian, atas kerjasama untuk membongkar praktik (pengaturan skor) ini demi kemajuan sepak bola Indonesia yang bersih dari mafia," kata Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh. 


Editor : Ihya Ulumuddin

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network