Meski begitu, Edi sempat tak mengetahui perlakuan tersebut. Sebab, sang anak diam tak berani bercerita. Dia hanya mengetahui anaknya tiba-tiba menangis saat di rumah dan sepedanya dilempar.
Dia pun mengira, sakit tipes yang diderita 10 hari sebelumnya kambuh. "Dia muntah tidak berhenti-berhenti. Kepalanya pusing, sehingga hari Sabtu tidak masuk sekolah," katanya.
Ironisnya, hingga tiga hari berselang, kondisi anaknya justru semakin memburuk. Selain pusing dan muntah, susu badannya juga tinggi hingga mengalami kejang-kejang. Karena itu, MW pun langsung dilarikan ke rumah sakit.
Dari hasil pemeriksaan rontgen di Rumah Sakit Ramdani Husada Jatikerto, Kromengan, terdapat memar di bagian dada dan kepala bagian belakang. Bahkan kalau dipegang anaknya mengaku sakit nyeri.
Kasus penganiayaan ini masih ditangani Polres Malang. Sementara korban masih menjalani perawatan di RS Gondanglegi Malang karena mengalami koma.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait