Sejak saat itulah dia putus komunikasi dengan anaknya (korban). Apalagi, sejak dia merantau ke luar negeri. Karena itu dia tidak bisa memantau pertumbuhan korban dengan beragam kondisinya.
"Pernah saya mendengar curhatan anak saya lewat telepon tentang tindakan kejam dan bejat suami dan keluarga besarnya. Tetapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi, saya ini orang tidak punya," katanya.
Karena itu, begitu ada kabar anaknya telantar, ditolong orang hingga melaporkannya ke polisi, dia merasa lega. Sebab, ada harapan anaknya mendapat keadilan dan para pelaku dihukum.
"Saya minta keadilan buat anak saya. Saya minta mereka dihukum berat. Sebab, telah berbuat tidak senonoh pada darah dagingnya sendiri," katanya sambil menangis.
Diketahui gadis di Madiun diperkosa ayah, paman dan kakeknya secara bergiliran. Perbuatan bejat itu dilakukan ketiga pelaku setiap hari sejak 1 hingga 5 Agustus lalu.
Akibat perbuatan itu, korban kabur dari rumah dan hidup telantar dari masjid ke masjid.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait