Di cerita lain, pasca kematian sang raja membuat permaisurinya konon menyatakan sumpah di depan rakyatnya bahwa siapa yang dapat menuntut balas atas kematian suaminya, ia akan menikahinya dan bersedia untuk bersama-sama memerintah Kerajaan Samudera Pasai.
Muncullah seorang Panglima Laot, pejabat kerajaan yang ditugaskan untuk mengurus perikanan yang menyatakan kesanggupannya untuk mengemban amanah. Berangkatlah ia bersama bala tentara Samudera Pasai untuk berperang melawan Raja Nakur.
Pada peperangan itu, pasukan Raja Nakur berhasil dikalahkan dan menyerah. Bahkan sang raja berjanji tidak akan melakukan permusuhan terhadap Kerajaan Samudera Pasai. Sebagai pemimpin sejati pun, Sultanah Nahrasiyah menepati janjinya dan menikahi Panglima Laot.
Pada tahun 1409, karena sadar akan kewibawaannya, suami Sultanah Nahrasiyah mengantar upeti kepada raja China Ch'engestu yang terdiri dari berbagai hasil bumi dan diterima oleh raja Cina. Pada tahun 1412, ia kembali ke Samudera Pasai, setibanya di kerajaan putra raja terdahulu yang sudah menginjak dewasa berhasil membunuh ayah tirinya yaitu Panglima Laot.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait