Sultan Agung (Foto: Wikipedia).

Dalam cerita legenda yang disampaikan Babad Nitik Sarta Cabolek, Iman Supingi beralasan Sultan Agung tidak layak bermakam di dekat makam nabi karena terlahir dari pertemuan seorang manusia dengan satu jin atau dewa, sehingga dapat meresahkan para nabi.

Sultan Agung tidak bisa menerima alasan yang diutarakan Iman Supingi. Raja Jawa itu seketika tersinggung. “Sultan Agung murka,” demikian yang tertulis dalam buku “Naik Haji di Masa Silam, Tahun 1482-1890”.

Saat itu juga Sultan Agung bertolak ke tanah Jawa. Dua mendatangi pantai selatan, tempat di mana Kanjeng Ratu Kidul atau Nyi Roro Kidul bertakhta. Sultan Agung mengadu. Dalam legenda sejarah Mataram Islam, Kanjeng Ratu Kidul merupakan istri raja-raja Jawa.

Kanjeng Ratu Kidul lantas mengusulkan untuk menyerang Mekkah dengan cara menyebarkan wabah penyakit. Sultan Agung yang dalam keadaan emosi, langsung mengiyakan.

"Maka Ratu Kidul memerintahkan kepada dua panglimanya, Nyai Ira Kidul dan Nyai Kidul untuk mengepalai pasukan “lelembut dan teluh” ke Mekkah dan menyebarkan penyakit di sana”.

Dalam riwayat cerita Babad Nitik Sarta Cabolek, disebutkan bahwa kota Mekkah kemudian geger. Malapetaka yang berupa pagebluk meneror tanah suci. Maut tiba-tiba merajalela, di mana tiap hari banyak orang mati tanpa sebab yang jelas.

Para imam berusaha membendung wabah dengan memperbanyak salat dan pengajian. Namun, kematian tak kunjung berhenti. "Satu-satunya tempat yang tidak kena malapetaka ini yakni Masjidil Haram dan orang berbondong mencari perlindungan di dalamnya".    


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network