Salah satu sudut istana plered pascakejatuhan oleh pemberontakan Trunajaya. (wikipedia).

Alih-alih membantu raja untuk menghalau serangan para pemberontak, para pangeran yang mulai berani menujukkan sikap tidak sukanya terhadap Amangkurat I, itu justru menghalangi perlawanan dengan baik. 

Pemberontakan lima hari mulai 28 Juni hingga 3 Juli 1677 membuat Ibu Kota Plered porak-poranda. Bangunan-bangunan megah Istana Mataram yang dibangun oleh puluhan ribu rakyat Mataram sia-sia karena dihancurkan pasukan pemberontak. 

Danau buatan, istana megah dari batu bata, hingga kompleks Ibu kota Plered yang dibuat selama kurang lebih 20 tahun hancur. Pasukan pemberontak juga merampas sejumlah harta benda Kerajaan Mataram dari ibu kotanya. 

Tak hanya barang dan harta benda yang dirampas oleh pemberontak, para putri dari abdi dalem keraton, perempuan yang cantik-cantik turut dibawa kaum pemberontak. 

Amangkurat I yang sudah tua saat itu memutuskan melarikan diri. Dia dan sejumlah pengikutnya terseok-seok menuju kompleks makam Imogiri untuk melarikan diri dari kejaran pemberontak yang dipimpin Trunajaya. Amangkurat I kemudian melanjutkan pelariannya hingga akhirnya meninggal di Bumiayu.


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network