Pura Mangkunegaran (Foto: Istimewa)

Belanda pun menganggap bahwa keduanya, baik Ratu Amangkurat maupun Patih Danureja merupakan orang cerdik. Dalam beberapa catat politiknya, Ratu Amangkurat, pertama mendekati Pakubuwana II, para bupati daerah atau para pejabat lainnya di lingkungan Kerajaan Mataram sering kali perlu beraudiensi terlebih dahulu dengan Ratu Amangkurat. 

Mereka menganggap bahwa ibu suri ini banyak berpengaruh atas putranya yang menjadi raja itu. Kedua, atas permohonan Ratu Amangkurat (ibu Pakubuwana II), hukuman mati yang hendak dijatuhkan oleh Pakubuwana II kepada Pangeran Arya Mangkunegara, yang melakukan skandal dengan selir Pakubuwana II diubah menjadi hukuman buang ke luar Jawa.

Meski demikian, Ratu Amangkurat, menurut catatan sejarah, tidak luput dari skandal. Pada tahun 1729, selama lebih dari setahun, Ratu Amangkurat (yang telah menjadi janda) diberitakan hidup bersama Raden Surawijaya. Hampir tiap malam, Raden Surawijaya menghibur ibu suri tersebut.

Hal tersebut tidak disukai oleh Pakubuwana II (PB II saat itu berusia 19 tahun), anak kandung Ratu Amangkurat sendiri. Pakubuwana II memerintahkan Tirtawiguna, Wirajaya, dan Mangunnagara untuk membunuhnya. Namun, ketiganya menghindar, hingga akhirnya, Danurejalah yang disuruh. 

Surawijaya kemudian dibunuh tanggal 21 Oktober 1729 di bawah pohon beringin di Paseban. Otak pembunuhan itu diketahui Ratu Amangkurat. Dia pun ergabung dengan lawan-lawan politik Danureja. Hasilnya terlihat pada Januari 1730 saat orang-orang kesayangan Danureja banyak dicopot dari jabatannya.


Editor : Nani Suherni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network