Pura Mangkunegaran (Foto: Istimewa)

SOLO, iNews.id - Nama Mangkunegara dalam beberapa hari ini menjadi pembicaraan lantaran menjadi tempat serangkaian pernikahan anak Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono. Mangkunegara ini jelasnya masih memiliki kekerabat dengan Raja Kartasura.

Dalam 'Babad Tanah Jawa' karya Soedjipto Abimanyu menjelaskan masa awal pemerintahan Pakubuwana II. Saat itu beberapa tokoh istana bersaing untuk menguasainya. Namun, saat itu, Mangkunegara masih berusia 15 tahun.

Para pejabat Kartasura pun terbagi menjadi dua kelompok, yaitu golongan yang bersahabat dengan VOC dipelopori oleh Ratu Amangkurat (ibu suri), dan golongan anti-VOC dipelopori Patih Cakrajaya. 

Selain dua tokoh tersebut, tokoh penting lain adalah Arya Mangkunegara, kakak Pakubuwana II dari ibu yang berbeda. Dulunya pernah terlibat Perang Suksesi Jawa II, namun menyerah dan diampuni oleh ayahnya (Amangkurat IV). Kini, dia menjadi tokoh kuat yang dibenci oleh Patih Cakrajaya. 

Pada tahun 1728, Cakrajaya berhasil menjebak  Arya Mangkunegara. Seolah-olah Mangkunegara berselingkuh dengan istri Pakubuwana II. Atas desakan Pakubuwana II, VOC terpaksa membuang Arya Mangkunegara ke Srilanka, kemudian ke Tanjung Harapan.

Seperti telah disebutkan, pada masa Pakubuwana II, Ratu Amangkurat memiliki peranan penting dalam taktik politik yang dilancarkan oleh Pakubuwana II. Selama Pakubuwana Il memerintah, dikabarkan bahwa Ratu Amangkurat, selain Patih Danureja, banyak berperan dalam politik di istana.

Belanda pun menganggap bahwa keduanya, baik Ratu Amangkurat maupun Patih Danureja merupakan orang cerdik. Dalam beberapa catat politiknya, Ratu Amangkurat, pertama mendekati Pakubuwana II, para bupati daerah atau para pejabat lainnya di lingkungan Kerajaan Mataram sering kali perlu beraudiensi terlebih dahulu dengan Ratu Amangkurat. 

Mereka menganggap bahwa ibu suri ini banyak berpengaruh atas putranya yang menjadi raja itu. Kedua, atas permohonan Ratu Amangkurat (ibu Pakubuwana II), hukuman mati yang hendak dijatuhkan oleh Pakubuwana II kepada Pangeran Arya Mangkunegara, yang melakukan skandal dengan selir Pakubuwana II diubah menjadi hukuman buang ke luar Jawa.

Meski demikian, Ratu Amangkurat, menurut catatan sejarah, tidak luput dari skandal. Pada tahun 1729, selama lebih dari setahun, Ratu Amangkurat (yang telah menjadi janda) diberitakan hidup bersama Raden Surawijaya. Hampir tiap malam, Raden Surawijaya menghibur ibu suri tersebut.

Hal tersebut tidak disukai oleh Pakubuwana II (PB II saat itu berusia 19 tahun), anak kandung Ratu Amangkurat sendiri. Pakubuwana II memerintahkan Tirtawiguna, Wirajaya, dan Mangunnagara untuk membunuhnya. Namun, ketiganya menghindar, hingga akhirnya, Danurejalah yang disuruh. 

Surawijaya kemudian dibunuh tanggal 21 Oktober 1729 di bawah pohon beringin di Paseban. Otak pembunuhan itu diketahui Ratu Amangkurat. Dia pun ergabung dengan lawan-lawan politik Danureja. Hasilnya terlihat pada Januari 1730 saat orang-orang kesayangan Danureja banyak dicopot dari jabatannya.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network