Banser ikut serta dalam penumpasan gerombolan PKI di Blitar Selatan. (Foto: ist/ilustrasi)

Pos Komando Pertempuran diletakkan di wilayah Kademangan. Pengepungan besar-besaran dilakukan di wilayah Suruhwadang, Maron dan Ngeni (SMN), yang merupakan desa-desa proyek mutlak PKI Blitar Selatan. Untuk meringkus kader dan simpatisan PKI yang bersembunyi di tengah warga, TNI menerapkan taktik pagar betis. 

Di bulan Juni 1968. Banser yang berpakaian Hansip, personel TNI dan masyarakat berderet panjang hingga puluhan kilometer. Mulai dari Suruhwadang hingga Maron. Pengepungan tersebut diikuti dengan aksi penggeropyokan kilat. 

Pasukan Operasi Trisula juga bergerak intensif di seluruh perbatasan Blitar Selatan di wilayah Tulungagung dan Malang. Wilayah perbatasan terbongkar sebagai jalur keluar masuk kurir PKI dari Surabaya dan Malang. 

Dijelaskan secara rinci dalam buku Operasi Trisula Kodam VIII/Brawidjaja. Pada hari pertama Operasi Trisula dalam waktu singkat sebanyak 4.280 orang dikumpulkan. Sebanyak 8 orang teridentifikasi sebagai anggota Gerilya Desa dan 2 orang sebagai Detasemen Gerilya PKI Gaya Baru Blitar Selatan. Banyak kader PKI yang tertangkap hidup-hidup, dan menyerah. 

Namun tidak sedikit yang mempraktikkan aksi Gerakan Tutup Mulut (GTM) dan 3 Tidak (Tidak Tahu, Tidak Dengar dan Tidak Mengerti). Saat diinterogasi mereka memilih mengunci mulut. Rata-rata aksi GTM dilakukan para kader PKI tingkat bawah. Sementara kader tingkat menengah atas memilih berbicara, dan oleh TNI langsung dipakai sebagai petunjuk operasi. Meski terdesak, para kader PKI yang lolos dari penggeropyokan,  melawan. 


Editor : Kastolani Marzuki

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network