"Ya pastinya sedih tapi saya kembalikan lagi ada hikmah yang harus kita ambil dari kejadian seperti ini. Di sini bisa tahu arti kehilangan, bisa tahu artinya kita jauh dari keluarga, ketika kita di luar itu sangat-sangat tidak baik. Setelah saya di sini InsyaAllah saya menyadari apa kesalahan saya dan berjanji tidak akan mengulanginya," katanya.
Jalan taubat pun mengantarkan Indah menjadi salah satu warga binaan yang mahir membaca Alquran, bahkan kini ia mendapat sertifikat layak mengajar membaca Alquran. Padahal dulunya jangankan membaca Alquran, melaksanakan salat dan menyentuh Alquran pun tak pernah ia lakukan.
"Waktu zaman di luar nggak tahu agama, nggak pernah namanya mengaji salat, puasa itu nggak pernah, terus sama keluarga jarang berkomunikasi, jarang bercengkrama. Sebelumnya di luar saya tidak pernah bisa mengaji, saya tidak pernah tahu bacaan Al-Quran," kata perempuan berusia 33 tahun ini.
Tak heran ia tak memerlukan waktu hingga 2-3 tahun untuk bisa lancar membaca Alquran lengkap dengan makharijul huruf dan tajwidnya. Menurutnya, selama di dalam Lapas Perempuan ada ketenangan ketika ia melantunkan ayat-ayat Alquran dan mendengarkan kajian keagamaan. Apalagi momentum saat ini berada di bulan Ramadan, yang ditunggu oleh setiap orang islam.
"Selama saya disini saya bisa belajar Alquran, saya bisa belajar mengaji, dan saya mengikuti kegiatan tadarus ini untuk menghilangkan jenuh, menambah ilmu, terus biar tidak sia-sia belajar saya di sini, belajar mengaji saya di sini tidak sia-sia dan hati juga bisa tenang," ucapnya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait