Dikutip Dikuti "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru : Menafsir Ulang Sejarah Majapahit Timur" yang ditulis Mansur Hidayat, dalam Babad Tanah Jawi disebutkan peranan penting Lamajang yang sudah berganti nama menjadi Lumajang pada abad ke-17.
Nama Lumajang atau Lamajang sendiri memiliki dua arti mendasar, bersifat spiritual dan material. Secara spiritual nama Lamajang berarti Luma (rumah) dan Hyang (Dewa) yang berarti rumahnya para dewa atau rumah yang suci. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Lamajang berasal dari Lemajang atau Lemah (bumi) dan Wejang (ajaran) yang berarti daerah tempat belajar.
Pada masa Kerajaan Kediri, Lamajang menjadi daerah penting. Raja Kameswara bagian pernah melakukan perjalanan spiritual ke Gunung Semeru, pada tahun 1182 Masehi.
Di sinilah sejumlah tempat-tempat dibangun oleh Kerajaan Kediri demi memfasilitasi pelaksanaan ritual-ritual keagamaan ke Gunung Semeru yang dianggap suci.
Hubungan antara Kerajaan Kediri dengan Lamajang terlihat pada Prasasti Tesirejo dan Arca Lembu Nandini yang ditemukan di Desa Kertosari.
Pada Prasasti Tesirejo berbunyi Kaya Bhumi Sasi Iku yang artinya seperti bumi bulan itu. Namun kalimat sebenarnya adalah candra sengkala yang bernilai 1113 Saka atau 1191 Masehi.
Adanya prasasti ini dapat diartikan bahwa para petinggi Kerajaan Kediri dalam rangka kunjungan ritual keagaamannya ke Gunung Semeru telah mendirikan suatu tempat yang bisa digunakan sebagai peristirahatan untuk mendaki, Gunung Semeru.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait