Tokoh PKI DN Aidit. (Foto: Istimewa)

“Sebenarnya pada awal 1949 Aidit dan Lukman berada di Jakarta, tetapi mereka lebih banyak tinggal di rumah seorang teman di Kemayoran,” demikian dikutip dari buku Mencari Kiri, Kaum Revolusioner Indonesia dan Revolusi Mereka (2011).

Jauh sebelum memimpin PKI. Yang tidak banyak diketahui, pemikiran dan sepak terjang DN Aidit banyak dipengaruhi oleh Mr Jusuf, yakni seorang revolusioner senior asal Jawa Timur yang aktif di Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia).

Di kalangan pemuda aktivis pada masa penjajahan Jepang, Mr Jusuf dikenal sebagai mister gendeng. Gendeng atau gila merujuk pada keberaniannya melawan Jepang. Dia bahkan tak gentar memaki-maki Jepang di depan umum.

Banyak pemuda, termasuk Aidit kagum dengan keberanian Mr Jusuf. “Sebagai seorang revolusioner tua, pengaruhnya (Mr Jusuf) besar, antara lain mempengaruhi DN Aidit”.  

Mr Jusuf yang dikenal sebagai pemimpin Joyoboyo, yakni gerakan anti fasis, diketahui berasal dari wilayah karesidenan Besuki (Tapal Kuda atau Lumajang, Jember dan sekitarnya), Jawa Timur. Tidak banyak data tentang dirinya.

Pada tahun 1937 Mr Jusuf diketahui mendapat ijazah hukum di Leiden Belanda. Pada masa pendudukan Jepang ia juga pernah bekerja di departemen dalam negeri.

Pada 21 Oktober 1945, Mr Jusuf secara resmi mendirikan kembali PKI setelah pada tahun 1926 hancur karena gagal melakukan pemberontakan. Mr Jusuf tampil sebagai ketua dengan Mr Suprapto sebagai sekertaris.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network