Bung Karno dalam pidatonya yang membakar di Radio Republik Indonesia (RRI) berkali-kali menegaskan: Kita tidak takut. Kita tidak akan dapat ditakut-takuti. Sayangnya, pada saat itu kehidupan sosial ekonomi rakyat begitu memprihatinkan.
Keuangan negara mengalami defisit parah. Inflasi meroket tinggi di mana bahan-bahan kebutuhan pokok sulit didapat. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup, rakyat terpaksa mengantre panjang dengan berbekal jatah kupon.
Pada saat yang sama orang-orang PKI, yakni terutama para kader BTI dan Pemuda Rakyat gencar melakukan aksi sepihak yang itu menimbulkan keresahan sosial di mana-mana.
Di beberapa wilayah, yakni seperti di Surabaya dan Kediri Jawa Timur, aksi sepihak BTI dalam merebut tanah mendapat perlawanan keras dari GP Ansor NU.
Hal lain yang menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat yakni pernyataan yang dilontarkan oleh tokoh-tokoh PKI. “Bahwa ibu pertiwi sudah hamil tua, yang akan melahirkan satu kekuatan baru”.
Demikianlah situasi sosial politik menjelang peristiwa G30S PKI. Pascaperistiwa 30 September 1965, yakni tepatnya 12 Maret 1966, PKI resmi dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait