SURABAYA, iNews.id - Raja Airlangga membangun Kerajaan Kahuripan atas permintaan rakyatnya. Airlangga yang saat itu menjadi petapa di gunung-gunung diminta membangun kembali Kerajaan Medang setelah Kerajaan Mataram di era Dharmawangsa Teguh hancur akibat serangan Sriwijaya.
Saat itu, serangan Sriwijaya di bawah komando Aji Wurawari dari Lwaram (sekutu Kerajaan Sriwijaya) membuat Mataram kocar kacir. Pada serangan itu, Raja Dharmawangsa Teguh yang tengah mengadakan pernikahan putrinya di istana Medang, di Watan, tewas akibat serbuan mendadak. Sementara, Airlangga berhasil melarikan diri bersama pembantunya Narotama.
Dikisahkan buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu, Airlangga melarikan diri ke puncak gunung memohon perlindungan kepada para petapa. Prasasti Pucangan juga mencatat serangan dahsyat yang meluluhlantakkan Mataram di bawah pimpinan Raja Dharmawangsa Teguh.
Saat itu, Airlangga berusia 16 tahun. Dia mulai menjalani hidup sebagai petapa di gunung-gunung. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, Kudu, Jombang.
Airlangga remaja kemudian hidup selama tiga tahun di hutan. Tepat pada tahun 1009 Airlangga didatangi utusan rakyat yang memintanya supaya membangun kembali Kerajaan Medang. Mengingat ibu kota Watan sudah hancur total, maka Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan.
Airlangga kemudian menamakan kerajaannya Kahuripan. Nama Kahuripan berasal kata urip, yang berarti hidup. Kahuripan berarti kehidupan yang setara dengan Kerajaan Amarta milik Pandawa.
Ketika Airlangga naik takhta pada tahun 1009 Masehi menjadi raja di Kahuripan, wilayah kerajaannya hanya meliputi daerah sekitar Gunung Penanggungan yang ada di Sidoarjo dan Pasuruan. Kecilnya wilayah kekuasaan ini diakibatkan banyak wilayah yang melepaskan diri sepeninggal Dharmawangsa Teguh.
Baru ketika Kerajaan Sriwijaya dikalahkan Rajendra Coladewa, Raja Colamandala dari India pada tahun 1023, Airlangga pun merasa leluasa membangun kembali kejayaan Wangsa Isyana dengan menaklukkan Pulau Jawa.
Wilayah kekuasaan Airlangga pun perlahan-lahan mulai meluas sejak tahun 1025 Masehi. Melemahnya pengaruh Kerajaan Sriwijaya yang menjadi tandingan era Mataram juga menjadi penyebab Airlangga kembali menyusun kekuatan untuk mengembalikan kejayaan Wangsa Isyana, yang jadi penerus trah Mataram Kuno demi menguasai Pulau Jawa.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait