Jurnalis bola Avirista Midaada (kanan) saat webinar Partai Perondo, Jumat (14/10/2022). (INews).

"Pemain Arema dirangkul oleh Aremania dan diberikan semangat. Namun, ada salah tafsir dari aparat bahwa itu penyerangan. Kemudian gas air mata dilontarkan," ujarnya.

Lantas, tembakan gas air mata kedua dan ketiga kembali dilepaskan aparat ke arah tribun. Penonton berhamburan.

Mata para suporter terasa perih, begitu pun dengan penglihatan Avirista bersama jurnalis lainnya yang samar-samar. 

Para pencari berita kemudian langsung menuju ruang VVIP untuk mendengarkan keterangan pers."Bahkan ketika pemain Arema memberikan keterangan pers, itu semua masih normal. Kita menyangkanya di luar. Mungkin bisa dikondisikan kepolisian dan tidak banyak korban," ujarnya.

Tetapi, ketika keterangan pers selesai dan hendak mengetik naskah berita, Avirista mendengar teriakan Aremania "Ayo Mas tulungi. Iki arek-arek akeh sing mati (Ayo Mas, tolongin, ini banyak anak-anak yang mati). Waktu itu saya sempat meletakkan HP dan kamera, mungkinkah ini (chaos) yang terjadi," katanya. 

Saat hendak membantu para korban, dia melihat di luar ruang dan di lorong VVIP kondisi begitu craodit. Sesak dan penuh banyak orang. Asap gas air mata yang pekat ditembakkan dari moncong senjata aparat kepolisian, membuat perih menusuk mata. Suasana pun semakin panik.

Avirista kemudian mengusapkan pasta gigi atau odol di sekitar bawah matanya untuk menghilangkan rasa perih, namun tak juga hilang.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network