"Tahunya dari grup WhatsApp, memang suka menggambar. Jadi ini menambah pengalaman berkompetisi juga, kebetulan ini ada dua teman juga yang sama-sama disabilitas tuna rungu," ucap Rumaisho, atau yang kerap disapa Ocha.
Bagi Ocha, meski timnya merupakan peserta disabilitas satu-satunya tak membuat canggung bersaing melawan seniman lain dengan kondisi normal. Terlebih antara ia dan dua temannya yakni Aditya Daffa Auli dan Zulfiana, juga saling memberikan semangat sesama disabilitas.
"Kami mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Budaya, tapi beda jurusan. Ya kita ingin meraih hasil maksimal dan nambah pengalaman," ujar mahasiswi asal Demak, Jawa Tengah ini.
Sementara itu, General Manajer (GM) Whiz Prime Basuki Rahmad Malang Aziz Sismono mengungkapkan, lomba mural ini menjadi rangkaian kegiatan hari ulang tahun ke-6 hotelnya, sekaligus memperingati hari pahlawan. Apalagi lomba ini digelar seiring mulai bangkitnya dunia pariwisata dan perhotelan di Malang Raya, pascapandemi Covid-19.
"Jadi ini kita kemas juga untuk mempromosikan wisata heritage di Kota Malang dan menarik para tamu. Apalagi kita ini kan berada di kawasan Kayutangan Heritage Malang. Tetapi yang diangkat seni budaya Indonesia, temanya Indonesian Heritage, bukan hanya kota Malang saja tapi seni budaya seluruh Indonesia," kata Aziz Sismono.
Kegiatan mural ini juga untuk mempercantik kawasan wisata Kayutangan Heritage, apalagi di lahan kosong seluas 750 meter persegi ini kini difungsikan kembali untuk area parkir tamu hotel. Sehingga dengan adanya lukisan mural ini membuat tamu-tamu juga tertarik.
"Ini untuk mempercantik area parkir kita karena kita di kawasan Wisata Heritage Kayutangan sehingga memang tampil bagus menarik, cantik menarik," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait