"Misi kami adalah menghidupkan kembali semua acara yang pernah diadakan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi," katanya.
Direktur Jazz Gunung Indonesia, Bagas Indyatmono mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya berhasil menggelar Jazz Gunung di Bromo. Tentunya, dalam event tersebut pihaknya menerapkan protokol CHSE secara ketat. "Kami nekat ketika menggelar event itu (Jazz Gunung di Bromo). Kalau tanpa CHSE kami tidak akan berani gelar event itu," tuturnya.
Sementara itu, Event Director Jember Fashion Carnaval (JFC) David Susilo mengatakan, para promotor dan penyelenggara acara di Jatim sudah siap untuk memulai kembali usahanya. Sejak tahun lalu, mereka telah berkumpul dengan para pemangku kepentingan penyelenggara acara untuk menyusun beberapa standar operasional prosedur (SOP).
"Hal itu kita lakukan sambil menunggu protokol kesehatan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait