Purwanti, perajin tempe tradisional di Tuban tetap bertahan meski harga kedelai impor mahal, Kamis (17/2/2022). (Foto: iNews.id/Pipiet Wibawanto).

Karena itu dia harus memutar otak agar produksi tetap jalan. "Sekarang agak berat, sebab kedelai mahal. Jadi terpaksa ukurannya dikecilkan. Kalau menaikkan harga, takut pelanggan pergi," katanya, Kamis (17/2/2022). 

Purwanti mengataan dalam sehari dia biasanya memproduksi tempe sebanyak 90 kilogram sampai 100 kilogram. Dia brsyukur, sebab tempe yang diproduksi selalu habis terjual. 

Sementara itu, perajin tempe lainnya, Muhammad Irfan mengatakan, pihaknya selalu menggantungkan bahan baku kedelai impor karena kualitasnya lebih bagus di banding kedelai lokal. "Kedelai lokal susah dicari, harganya juga lebih mahal. Selain itu cepat matang untuk tempe," katanya. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network