Kampung Unik di Banyuwangi, Alas Gumitir (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id -  Kampung Unik di Banyuwangi berada di kawasan perbukitan Gumitir, perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Jember, Jawa Timur. Daerah ini bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya yang eksotis, tetapi juga karena kisah-kisah mistis yang menyelimuti hutan dan jalan tikungannya. 

Desa-desa kecil yang tersebar di sekitar hutan Gumitir menjadi sumber cerita menarik dan misterius yang hingga kini masih dipercaya oleh warga sekitar.

Kampung Unik di Banyuwangi

Sejarah Singkat Kawasan Gumitir

Jalur Gumitir dulunya merupakan bagian penting dari infrastruktur peninggalan kolonial, digunakan sebagai rute distribusi hasil perkebunan. Selain memiliki nilai sejarah, kawasan ini juga memiliki kontur alam yang menantang dengan jalan berkelok dan jurang curam, yang secara alami mendukung narasi-narasi mistis di sekitarnya.

Fenomena Pasar Gaib di Tengah Hutan

Salah satu kisah yang sering diceritakan oleh pengendara adalah kemunculan “pasar gaib” di tengah hutan. Pasar ini tak terlihat secara fisik, namun beberapa orang mengaku pernah berinteraksi secara nyata—misalnya membeli jajanan seperti kacang rebus, tapi saat dibuka justru isinya berubah menjadi bunga tujuh rupa. Fenomena ini dipercaya sebagai bentuk manifestasi dunia lain yang tidak bisa dijelaskan logika.

Kisah Arwah Romusha dan Tragedi Masa Lalu

Menurut masyarakat sekitar, hutan Gumitir merupakan lokasi pembuangan jasad para pekerja paksa (romusha) zaman kolonial maupun korban konflik pasca-kemerdekaan. Tak sedikit yang percaya bahwa suara-suara misterius atau penampakan arwah masih sering terdengar, terutama saat malam hari. Cerita ini hidup dari generasi ke generasi dan menjadi bagian dari identitas lokal warga sekitar.


Patung Gandrung yang Diduga Bergerak

Di salah satu tikungan paling terkenal di jalur ini, berdiri patung Gandrung—sosok perempuan yang mengenakan pakaian adat penari Banyuwangi. Keberadaan patung ini bukan hanya sebagai ikon budaya, melainkan menjadi sumber cerita horor tersendiri. Banyak orang mengklaim tangan patung itu berubah posisi pada waktu-waktu tertentu. Siang hari mengarah ke atas, malam hari mengarah ke bawah. Bahkan, ada pula yang merasakan kehadiran “penunggu” tak kasat mata di sekitar patung.


Unsur Budaya dan Kearifan Lokal

Menurut studi jurnal JEPE lewat Neliti, masyarakat Gumitir masih aktif melestarikan kesenian tradisional seperti tari Janger, penanda akulturasi budaya antara Banyuwangi, Jember, Blambangan, Bali, bahkan warisan kolonial. Ini juga sebagai bentuk penghormatan pada roh-roh penjaga kawasan.


Editor : Komaruddin Bagja

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network