JAKARTA, iNews.id - Raja Mataram matian-matian menyelesaikan proyek ambisius pembangunan istana barunya. Bahkan konon untuk menyelesaikan proyek ambisius itu sang raja Sultan Amangkurat I sampai menghukum pejabat istana yang tak membantu terealisasinya proyek itu.
Sang raja juga tampak selalu sibuk memikirkan dan fokus membangun ini sampai sulit ditemui oleh para tamu. Alhasil beberapa petinggi istana dan tamu dari beberapa daerah lain di bawah kekuasaannya ketika berkunjung tidak bisa ditemuinya.
Mengenai hukuman yang diberikan Sultan Amangkurat I kepada pejabat istana dicatatkan oleh utusan Belanda kala itu bernama Winrick Kieft.
Saat itu ia datang ke Keraton Mataram pada 21 November 1655. Sebagaimana dikutip dari "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I", para pejabat istana ini sempat diberikan hukuman diikat dan dibaringkan di paseban.
Setelah itu mereka juga dijemur di bawah teriknya panas matahari. Hal ini pula yang membuat para petinggi dan pejabat Mataram bahkan juga konon tak sempat menemui para tamu yang datang karena juga disibukkan dengan proses pembangunan Istana Plered.
Pendirian keraton baru itu terus dikebut kendati memerlukan waktu yang cukup lama. Catatan pada berita Belanda menyebutkan tinggi keraton mencapai 5 depa dan tebalnya mencapai 2 depa.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait