Ilustrasi fenomena bediding melanda Sampang di musim kemarau. (Foto: Ist)

SAMPANG, iNews.id - Fenomena suhu dingin atau bediding yang terjadi pada musim kemarau diperkirakan masih akan berlangsung hingga September 2025. Warga Kabupaten Sampang dan sekitarnya diimbau untuk tetap menjaga kesehatan, terutama pada malam hingga dini hari saat suhu udara menurun signifikan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut suhu udara dingin ini akan lebih terasa di dataran tinggi dan wilayah jauh dari garis pantai. Namun efeknya kini juga mulai terasa di daerah rendah seperti Sampang.

Kepala Pelaksana BPBD Sampang, Candra Rhomadani Amin menjelaskan fenomena bediding bukan cuaca ekstrem ataupun bencana, melainkan kondisi yang umum terjadi saat kemarau.

“Angin timur dari Australia turut mendorong penurunan suhu, terutama di wilayah selatan ekuator,” ujarnya, Selasa (29/7/2025).

Menurut Candra, sejumlah faktor pemicu bediding antara lain minimnya tutupan awan, kelembapan udara yang rendah dan embusan angin dingin dari Australia yang bersifat kering.

Penurunan suhu udara biasanya terjadi pada malam hingga dini hari, dengan intensitas berbeda di setiap wilayah. Umumnya kondisi ini lebih ekstrem di kawasan pegunungan seperti Dieng dan Lembang, namun kini juga mulai dirasakan warga pesisir dan dataran rendah.

“Fenomena ini bukan bencana atau cuaca ekstrem. Namun masyarakat tetap perlu menjaga kondisi tubuh, terutama anak-anak dan lansia,” kata Candra.


Editor : Donald Karouw

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network