"Memang sebelum ambrol, aktivitas sekolah sudah dipindahkan ke gedung baru. Sebelahnya, pas akhir tahun 2019 lalu, kami selesai bangun gedung baru. Kegiatan juga otomatis banyak dipindahkan ke sana,” katanya.
Sebelum bangunan lama rusak, memang pihaknya sudah mengajukan gedung baru ke Dinas pendidikan Provinsi jawa timur. Baru terealisasikan di tahun 2019. Agus menyebutkan dia mengajukan batuan sebesar Rp300 juta untuk biaya pembangunan gedung baru tersebut.
Rencananya bangunan awal tersebut akan diratakan. Selanjutnya pihak yayasan akan menindaklanjuti dengan laporan dan pengajuan proposal untuk pembangunan ulang pada gedung tersebut.
Diketahui, di SLB tersebut terdapat 20 siswa penyandang disabilitas. Mereka terdiri atas siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait