Pendiri Dinasti Isyana di Jawa Timur, Mpu Sindok (ilustrasi.posviralblogspot)

Pemerintahan Pertama Dinasti Isyana 

Salah satu peninggalan Dinasti Isyana (Foto: iphedia).

Dinasti Isyana di Jawa Timur merupakan kelanjutan dari Dinas Sanjaya Mataram Kuno. Raja pertama Dinasti Isyana yakni Mpu Sindok sendiri yang sekaligus menjadi pendiri. 

Mpu Sindo memegang pemerintahan dari tahun 929-947 dengan pusat pemerintahan di Watugaluh. Selama memimpin, Mpu Sindok sukses menyejahterakan rakyatnya. Selain itu dia juga sukses membangun infrastruktur di bidang pertanian dengan membangun bendungan-bendungan dan irigasi sawah. 

Proyek pengairan itu pula yang menjadikan pertanian layat Watugaluh saat itu makmur. Mereka bisa mendapatkan hasil panen bagus dan perekonomian meningkat. 

Menurut catatan, Mpu Sindok juga terkenal dermawan dan bijaksana. Dia kerap memberikan hadiah tanah untuk pemeliharaan bangunan-bangunan suci. Selain dia pernah memberikan hadiah kepada tokog agama penulis kitab Budha. Padahal, dia sendiri merupakan penganut Hindu yang taat.

Mpu Sindok pada akhirnya mangkat atau meninggal pada 947 M. Arwahnya lantas dicandikan di Isanabajra atau Isanabhawana. Selanjutnya raja Medang diemban putri Mpi Sindok, Sri Isanatunggawijaya yang menikah dengan Sri Lokapala dari Bali.

Tampuk kekuasaan itu kemudian berlanjut turun temurun kepada anak Isanatunggawijaya yakni Nakutawangsawardana. Lalu digantikan Dharmawangsa (990-1016 M). 

Di masa itu, Dharmawangsa menyerang kerajaan Sriwijaya dibagian selatan (selat sunda) untuk menguasai perdagangan dan pertanian. Saat itu, Sriwijaya kalah, namun pada akhirnya balik membalas dan sukses. 

Pada serangan itu, menantu Dharmawangsa, Airlangga, berhasil lolos bersama para prajurit dan pendeta. Di tangan para pendeta inilah Airlangga menjadi pribadi yang baik hingga akhirnya menjadi raja pada tahun 1019 bergelar Sri Maharaja Rake Halu Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantakwikramatunggadewa. 

Raja Airlangga pun menjadi raja terbesar di Dinasti Isyana. Dia sukses menyatukan kembali daerah-daerah yang sempat lepas saat pemerintahan Dharmawangsa. 

Tak lama setelah itu, pada tahun 1042 Airlangga meletakkan jabatan untuk menjadi pertapa. Sebagai gantinya, dia menunjuk putrinys Sri Sanggramawijaya, namun ditolak, karena juga memilih menjadi petapa. 

Akhirnya, kerajaan dibagi menjadi dua yakni Jenggala dengan ibu kota Kahuripan dan Panjalu yang dikenal dengan nama Kediri. Jenggala diperintah oleh Garasakan dan Kediri oleh Samarawijaya.


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network