Prasasti tersebut dikeluarkan pasca Perang Bubat pada tahun 1357, dan oleh peneliti sejarah asal Belanda W.F. Stutterheim pun memiliki persepsi bahwa selepas Perang Bubat, Kerajaan Sunda melakukan serangan terhadap Majapahit. Tetapi tidak dijelaskan waktu itu Sunda di bawah pemerintahan Prabu Bunisora Suradipati atau Niskala Wastu Kancana.
Dugaan peneliti asal Belanda bahwa Prasasti Horren tersebut menceritakan perihal serangan Sunda terhadap Majapahit, mengacu pada petikan kalimat yang tertulis dengan menggunakan gaya bahasa pada era Majapahit : Ring kaharadara, nguniweh an dadyan tumangga-tangga datang nikanang catru Sunda, atau yang diartikan tentang kerusakan yang tiba-tiba, lagi pula secara mendadak datanglah musuh (dari) Sunda.
Stutterheim berpendapat bahwa serangan Sunda itu dilakukan dengan teknik senyap, dan langsung menyasar pada jantung kota raja Majapahit. Mengingat tentara Sunda mendarat dengan tiba-tiba di Horren, yaitu di wilayah utara Kadiri, yang letaknya tak terlalu jauh dari kota raja Majapahit. Suatu wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Trowulan.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait