Kebakaran di Bromo Belum Padam, (Foto: Istimewa)

"Ada yang pakai sandal jepit. Ini celana pendek. Tidak semuanya safety," kata Wildan Hangga, ditemui di Pos Jemplang, Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, Rabu pagi (13/9/2023).

Menurut Wildan, para relawan ini biasanya berangkat dari rumah masing-masing pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB. Setibanya di kawasan Jemplang, ia dan rekan-rekan relawan lain langsung bergabung dengan petugas. 

Mereka yakni dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS), kepolisian, dan unsur lain. Para relawan memadamkan api dengan menggunakan gebyok berupa jaring modifikasi, ranting pohon besar, hingga parang untuk memotong dan mereduksi nyala api.

"Sebenarnya kami ini senang tok, enggak ada dukanya. Cuma nggak ada alat support. Meskipun semangatnya sudah padam, (api) berusaha kami matikan, kami gebyok. Tapi kan kalau nggak dukungan air disemprotkan sampai basah itu percuma," tuturnya.

Keterlibatan relawan dari masyarakat sekitar disebut Wildan, juga merata di tiga titik lain di kawasan Gunung Bromo mulai dari sisi Wonokitri, Pasuruan, Sukapura, Probolinggo, dan di Senduro, Lumajang. 

Wildan pun menceritakan bagaimana susahnya mengakses medan di ketinggian hampir 2.000 Mdpl lebih. Perjalanan dari bawah savana padang rumput hingga ke titik api di Gunung Watangan memerlukan waktu dua jam lebih.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network