Candi Singasari (Foto: ilustrasi Ist)

Selain peralatan pengamanan diri, mereka juga dilengkapi dengan alat pertanian sebagai alat bercocok tanam bila kelak berhasil menempatinya dengan aman. Sementara itu, untuk mencegah orang-orang tidak melarikan diri maka diangkatlah seorang pemimpin dari kalangan mereka, yaitu Raja Kanna.

Dikisahkan, gelombang ketiga ini konon berhasil menyebar ke pedalaman-pedalaman yang terbuka di Pulau Jawa. Di sisi kepercayaan gelombang ketiga ini dipercaya menganut kepercayaan animisme.

Sejarah juga mencatat, pada 100 SM, terjadi perpindahan penduduk yang terdiri atas kaum Hindu Waisya. Mereka merupakan para petani dan pedagang yang karena permasalahan keyakinan, kemudian mereka meninggalkan India. 

Warga pindahan kelompok keempat ini kemudian menetap di daerah Pasuruan dan Probolinggo. Kemudian mereka secara perlahan membuat koloni-koloni di bagian selatan Pulau Jawa, yang pusatnya terletak di Singosari. 

Ketika di Singosari, siapa yang memimpin memang tidak jelas. Tetapi, ada naskah yang menyatakan adanya ratu yang memegang kekuasaan di daerah Kedi, namanya Nyai Kedi. Singgasana kerajaannya berada di Kediri. 

Pada tahun 900 Masehi, keturunan Hindu-Waisya dimasukkan dalam Kerajaan Mendang yang juga dinamakan Kamulan. Nama lain Mendang yakni Medang dan Kamulan merupakan Ngastina atau Gajah Huiya.


Editor : Ihya Ulumuddin

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network