Bung Karno pernah secara khusus mengunjungi Kediri untuk berziarah ke petilasan Raja Jayabaya. (Foto: ist)

Di situs Pamuksan Jayabaya, Bung Karno berdiam diri selama tujuh menit. Sebelum beranjak, founding father bangsa Indonesia itu kemudian berkata: ”Sudah direstui. Sekarang kita bisa pergi,” demikian dikutip dari "Wali Berandal Tanah Jawa".

Pamuksan Sri Aji Jayabaya atau Joyoboyo di Desa Mamenang atau Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri diyakini sebagian orang sebagai tempat keramat. Raja Jayabaya bagi sebagian orang dipercaya tidak meninggal dunia melainkan moksa di tempat itu. 

Sri Aji Jayabaya yang memerintah Kerajaan Panjalu selama 24 tahun (1135-1159) tersohor sebagai raja adil dan bijaksana. Di tangan Jayabaya hukum benar-benar ditegakkan.

Dalam "Prahara Bumi Jawa Sejarah Bencana dan Jatuh Bangunnya Penguasa Jawa", Otto Sukatno CR menulis saat itu tidak ada orang yang dikurung sehingga penjara tidak diperlukan. Yang berlaku saat itu hanya hukuman denda. Mereka yang dinyatakan bersalah harus membayar denda dengan besaran yang ditentukan. 

“Sementara bagi pencuri, perampok dan penyamun, dan tindak-tindak kejahatan besar lainnya, langsung mendapat hukuman mati".

Di masa Jayabaya, Kerajaan Panjalu atau Kadiri atau Kediri dengan ibukota Dahanapura atau Daha, mencapai masa keemasannya.

Jayabaya merupakan keturunan Raja Airlangga (1019-1042). Dia merupakan raja ketiga Panjalu setelah Airlangga membelah Kerajaan Kahuripan menjadi Kerajaan Panjalu dan Jenggala.

Dengan kekuatan dan kebijakan yang dimiliki, Jayabaya berhasil menyatukan Panjalu dan Jenggala yang bertahun-tahun berseteru dalam perang saudara. Jayabaya juga termasyhur dengan ramalannya yang dikenal bernama Jangka Jayabaya.


Editor : Reza Yunanto

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network