Ahmad Basri (61), muazin penyandang tunanetra saat ditemui di rumahnya Dusun Purworejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jatim, Sabtu (20/3/2021). (Foto: iNews/Eris Utomo)

Ahmad Basri mengatakan, dirinya belajar mengumandangkan azan sejak kecil, saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur. Dia diajari langsung oleh sang pengasuh ponpes.

“Berbekal ilmu yang saya dapat dari Pondok Pesantren di Blokagung itu, saya mulai mengembangkan kemampuannya menjadi muazin. Saya pun tak menyangka ini jadi sangat berharga bagi hidup saya,” kata Ahmad Basri.

Banyak jemaah yang terkesima dengan suara azan yang dikumandangkan Ahmad Basri. Suaranya itu pula yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi jemaah salat berjemaah di masjid dekat dengan Taman Nasional Alas Purwo tersebut.

Menurut takmir masjid, sebagai muazin, Pak Mad tak pernah meninggalkan tugasnya dalam salat lima waktu, kecuali bila mengalami sakit. Bahkan, kesehariannya banyak dihabiskan di masjid.

“Kami bersama perangkat desa juga pernah berupaya membawanya ke rumah sakit untuk pengobatan, dengan biaya masjid. Namun, penyakitnya tidak bisa disembuhkan dengan operasi,” kata takmir masjid, Abal Mustofa.

Dengan kondisi penglihatan yang hilangnya tersebut, Pak Mad ingin istiqamah di masjid. Sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Siti Halimah yang harus banting tulang bekerja sebagai buruh tani, dibantu oleh ketiga anaknya.


Editor : Maria Christina

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network