"Digoreng sampai kriuk dan berwarna coklat, ditiriskan. Lalu goreng lombok, tomat, dan bawang merah sebelum diuleg," katanya.
Alhasil, belalang yang sudah matang dipenyet di atas ulegan sambal paduan dari cabe, tomat, bawang merah dan daun kemangi. Mbak Fat sapaan akrabnya ini, langsung menyuguhkan sambelan belalang kemanginya bersama nasi jagung panas ke pembeli setianya.
"Tingkat kepedasannnya bisa request kok. Kalau gak suka pedas, saya ganti cabai rawit hijau, rasanya juga maknyus," ujarnya.
Mbak Fat, dalam sepekan menghasilkan juta rupiah dari sajian belalang yang dia tawarkan. Utamanya menu sambelan ini, sehari jika hari-hari biasa menghabiskan 6 kilogram, sedangkan akhir pekan mencapai 8 kilogram belalang kayu.
Dia sendiri mendapatkan belalang yang sudah semakin sulit ditemui di daerah Pasuruan, Pacitan, Lamongan, hingga Gresik pada saat panen tersebut dengan harga yang cukup tinggi mencapai Rp100.000 per kilogram di Probolinggo.
"Ada juga yang beli mentahan, cuman saya batasi. Soalnya yang minta sambelan banyak, malah komunitas mobil-mobil dari Gresik rutin ke sini untuk makan ya di teras ini. Jadi kalau mau beli harus pesan dulu," katanya.
Salah satu pelanggan, Silvia Dinda (20) warga Kabupaten Mojokerto memilih berangkat sendiri hanya untuk menyantap menu pedesaan ini. "Rasanya lebih enak dari udang, gurih apalagi pedas. Biasanya saya sama teman-teman, cuman pada sibuk. Sayanya lagi pengen, jadi ke sini aja langsung. Pas ada juga belalangnya," katanya.
Dalam sebuah artiket terbitan ipb.ac.id, Pakar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Ahmad Sulaiman, mengatakan, belalang memiliki beragam jenis kandungan nutrisi penting seperti, protein, vitamin, asam lemak esensial dan mineral. Karena kandungan nutrisi ini, belalang bahkan dapat memenuhi 30 persen kebutuhan vitamin A.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait