MALANG, iNews.id –Erik Adi Anwar (36) ayah yang tega menganiaya anak tirinya, Agnes Artelita (3) hingga tewas terancam hukuman 20 tahun penjara. Tersangka mengakui telah menganiaya korban dengan cara menginjak perut dan punggungnya.
Kepada penyidik, tersangka mengaku tega menganiaya korban karena kesal lantaran buang pipis sembarangan.
Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander mengatakan, hingga saat ini, polisi telah memeriksa empat orang terkait kematian balita yang ditemukan dengan penuh luka lebam dan luka bakar.
Selain tersangka Erik Adi Anwar, polisi memeriksa ibu kandung korban Hermin Susanti dan dua saksi.
“Tersangka untuk sementara baru satu, yaitu ayah tiri korban. Tersangka dijerat pasal tentang penganiayaan dan UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara,” katanya, Kamis (31/10/2019).
Dia mengatakan, berdasarkan hasil autopsi tim dokter forensik bersama Satuan Reserse Kriminal (Satrekrim) Polres Malang Kota di Instalasi Kedokteran Forensik RSUD Dr Saiful Anwar, penyebab kematian Agnes Arnelita dipastikan karena tekanan sangat keras di perut. Tekanan tersebut menyebabkan usus robek dan apendarahan di lambung.
“Hasil autopsi korban, akibat tekanan yang sangat keras, terjadi robekan di usus dan itu mengakibatkan pendarahan di lambung. Jadi, ini penyebab kematian korban. Juga ada beberapa luka lebam di tubuh korban,” kata Dony Alexander.
Hasil autopsi ini sekaligus mementahkan laporan tersangka yang menyebutkan balita 3 tahun itu tewas akibat tenggelam di bak mandi pada Rabu sore (30/10/2019). Polisi juga masih akan memeriksa penyebab luka bakar di tubuh korban.
Sementara itu, jenazah Agnes Artelita (3) sudah dimakamkan pihak keluarga di pemakaman umum Desa Tubo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Jatim, Kamis (31/10/2019) petang.
Pemakaman jenazah korban dikawal petugas Polsek Tajinan beserta petugas medis Puskesmas Tajinan dan warga. Sebelum dimakamkan, jenazah korban terlebih dulu disemayamkan di rumah neneknya.
Kedatangan jenazah korban disambut isak tangis kelurga dan kerabat dekat korban. “Ya Allah gusti nduuk…,” kata seorang kerabat korban.
Paman korban, Karel mengatakan, Agnes sering ikut neneknya ke sawah dan lading. “Kalau ibu dan ayah tirinya kerja, dia (Agnes) dititipin di sini (neneknya). Kalau ibunya libur kerja baru diambil,” katanya.
Menurut Karel, selama ini Agnes selalu ceria. Namun, sejak 10 hari terakhir sebelum meninggal Agnes kerap mengeluh dicubit ayah tirinya.
“Kalau pulang dari rumah ibunya, badan Agnes penuh luka lebam bekas cubitan. Katanya sering dicubit ayahnya,” ucapnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait