Kisah Betoro Katong
Setelah Betoro Katong masuk wilayah Ponorogo, dan mengajarkan didikan agama Islam, Singo barong tunduk. Para warok sowan ke Betoro Katong dan Tanya ke Betoro Katong “ Eyang.. Bagaimana Eyang bisa menakhlukkan danyang yang memiliki sifat lir kadyo macan singo barong?”.. dan Betoro Katong menjawab pertanyaan itu dengan Sanepo (Peribahasa yang diperagakan). Betoro Katong membuat sanepo sangat hebat hingga bisa menjadi sebuah kesenian yang bernama Reog.
Kesenian Reog itu sebenarnya adalah sanepo. Reog itu berasal dari bahasa arab yaitu Ro’yul Haqq, yang bermakna firasat yang benar. Sesuai dengan sabda nabi Muhammad :
اتقوا فراسة المؤمن فاءنه ينظر بنور الله
“Hati-hatilah kalian dari firasat orang mukmin, karena mereka memandang kalian dengan nur cahaya Allah”
Bagimana Betoro Katong membentuk firasat tersebut? Yaitu menggambar kepala macan yang menandakan singo barong, dan diduduki oleh gagak merak. Dimana gagak meraknya membawa (mentotol) tasbih. Kalau zaman sekarang ada orang buat reog, terus gagak meraknya gak bawa (mentotol) tasbih, berarti orang itu tidak faham lengkap tentang sejarah, dan tentu merubah sejarah.
Apa maknanya singo barong diduduki gagak merak? Gagak dimaknani “gak..gak nak.. aku iki lek bengi ora tau turu… Merak iku Merem wae orak..” tiap malam tidak tidur, tapi memutar tasbih (dzikir malam dan tajahud). Itulah makna gagak merak memegang (mentotol) tasbih.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait