Nama Patih Wahan memberikan petunjuk untuk pemecahan persoalan. Patih Wahan disebut dalam Prasasti Trailokyapuri sebagai patih yang mendampingi Bhatara Keling Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.
Ketika Tomé Pires menulis karyanya Suma Oriental pada tahun 1513, Patih Wahan telah mangkat dan digantikan oleh Patih Amdura (Patih Udara) dengan gelar Gusti Patih.
Suma Oriental juga menyatakan bahwa Raja Jawa yang bersemayam di Dayo (Daha) bernama Bhatara Wijaya. Nama Wijaya ini adalah singkatan dari nama Ranawijaya, yakni nama raja yang memerintah Keling pada tahun 1486.
Dari sana disimpulkan bahwa unsur Wijaya dalam nama Brawijaya adalah singkatan dari nama Ranawijaya, yang memerintah Kediri pada tahun 1513, dan bukan singkatan dari Sanggramawijaya pendiri Kerajaan Majapahit pada tahun 1294.
Nama Wijaya lalu ditambah dengan unsur Bhra singkatan dari Bhatara, seperti biasa digunakan pada zaman Majapahit.
Ternyata nama Bhatara Wijaya' masih digunakan oleh informan Tome Pires. Hasil penelitian sejarah menunjukkan bahwa Majapahit dari tahun 1294 sampai 1478 diperintah oleh dinasti Rajasa.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait