"Harapannya, bisa digunakan untuk skrining, dan ini bukan untuk menggantikan PCR atau antigen, mudah-mudahan dengan kerjasama ini sangat bermanfaat bagi semua," ujarnya.
Riyanarto menambahakan, dalam penerapannya, pasien hanya diharuskan membayar biaya operasional Rp10.000 saja untuk per sampling. Selain itu, pihaknya juga memerlukan 2.500 data PCR untuk bisa lolos izin edar.
Diketahui, alat pendeteksi Covid-19 dengan aroma keringat ketiak dengan nama I-Nose C-19 telah diterapkan pada panitia Ini Lho ITS (ILITS) di Laboratorium Pemrograman Departemen Teknik Informatika pada Sabtu (6/2/2021) lalu.
Untuk mekanisme penggunaannya, I-Nose C-19 bekerja dengan cara menggunakan sampel bau keringat ketiak (axillary sweat odor) seseorang. Selanjutnya, sampel bau tersebut akan diubah menjadi sinyal listrik. Kemudian diklasifikasikan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait