MOJOKERTO, iNews.id - Sebanyak 900 Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Mojokerto mengikuti vaksinasi Covid-19, Selasa (2/3/2021). Vaksinasi tahap dua ini merupakan gelombang kedua dari total 2.386 ASN yang menjadi sasaran.
"Jadi hari ini vaksinasi untuk pelayanan publik. Prosesnya sangat cepat dan akan rampung hari ini juga, karena sudah disiapkan enam tim," kata Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati saat didampingi Pj. Sekdakab Didik Chusnul Yakin.
Ikfina mengatakan, sebanyak 9.179 pengajar baik swasta maupun negeri juga masuk priorotas vaksinasi Covid-19. Setelah itu, masyarakat umum dengan jumlah sekitar 46.000 orang.
"Jumlah tersebut sudah ditentukan Kemenkes, untuk selanjutnya didistribusikan oleh Pemda. Kita punya 41 faskes yang sudah siap, terdiri dari 27 puskesmas, 11 rumah sakit dan tiga klinik," katanya.
Dirinya tak menampik, fenomena penolakan yang terjadi dimasyarakat. Hanya saja, sebagai pemerintah harus bersikap bijak terhadap penerimaan atau pun penolakan terhadap vaksinisasi oleh masyarakat.
"Penolakan itu pasti ada, kami tidak bisa memaksa itu hak masing-masing. Jadi harus dilakukan pendekatan. Cuma memang diutamakan yang sangat bersedia divaksin," katanya.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kabupaten Mojokerto Langit Kresna Janitra menambahkan, target vaksinasi gelombang kedua dalam penyaluran tahap pertama dipastikan bisa selesai dalam pekan ini.
Beberapa di antaranya, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perangkat desa, hingga tenaga pengajar. Total ada 1.287 vial yang dimiliki Dinkes Kabupaten Mojokerto saat ini, dan akan diberikan ke 11.583 yang tercatat menjadi sasaran.
"Untuk satu vialkan bisa buat sepuluh orang, tiap hari kita lakukan vasinisasi. Terakhir nanti sasaran sebanyak 9.179 guru yang akan divaksin," ujarnya.
Kresna mengatakan, proses vaksinasi ini sama seperti tahap pertama, yakni, registrasi, skrining, vaksinasi, dan observasi. Proses vaksinasi masal bisa diselesaikan dengan cepat, namun yang terkendala di bagian observasi.
"Sebab kan observasi harus tunggu 30 menit, makanya yang buat lama di proses akhir itu. Untuk menentukan bisa apa tidak langsung divaksin, kalau ada yang tensinya naik otomatis ditunggu sampai turun dulu," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait