Ribuan warga berebut gunungan dalam Grebeg Maulud di halaman Masjid Agung Solo, Kamis (28/9). (R August)

JAKARTA, iNews.id - Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Pulau Jawa menarik untuk diketahui. Selain banyak ragamnya, tradisi peringatan hari lahir Rasulullah itu juga unik dan menarik. 

Tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad ini biasanya diselenggarakan di bulan-bulan Maulud atau Rabiul Awal, terutama pada tanggal 12 Rabiul Awal. Sebab, saat itulah Nabi Muhammad dilahirkan. 

Dihimpun dari berbagai sumber, perayaan atau tradisi Maulid Nabi ini pertama kali ada di Indonesia karena dibawa oleh Wali Songo sekitar tahun 1400 masehi. 

Tradisi penyambutan maupun perayaan Maulid Nabi di berbagai daerah di Indonesia pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu sebagai tanda syukur atas kelahiran Rasulullah SAW. Selain itu mempererat persaudaraan sesama umat Islam, sekaligus mengangkat ciri khas budaya masing-masing daerah.

Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Pulau Jawa

1. Grebeg Maulud

Tradisi perayaan Maulid Nabi di Pulau Jawa yang pertama yakni Grebeg Maulud. Tradisi ini digagas oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I dengan tujuan sebagai tanda syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Grebeg Maulud memiliki beberapa rangkaian acara, salah satunya sekaten atau acara pasar malam yang terkenal. 

Acara puncaknya ditandai dengan arak-arakan gunungan atau susunan hasil Bumi yang dibentuk menggunung sesuai dengan namanya. Nantinya, gunungan akan dibawa berkeliling area Keraton lalu menjadi bahan rebutan masyarakat sekitar.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network