Salah satu peninggalan mataram kuno. (Foto: storymap).

SURABAYA, iNews.id - Di Indonesia, perempuan ternyata telah memegang kekuasaan sejak era Kerajaan Mataram Kuno. Mereka diberi kesempatan untuk menduduki posisi penting demi kemajuan kerajaan. 

Berdasarkan catatan Ninie Susanti dalam "Airlangga Biografi Raja Pembaru Jawa Abadi XI", ada empat perempuan di Kerajaan Mataram Kuno semasa dijabat oleh Mpu Sindok yang menjadi orang penting dibalik kebesaran Kerajaan Mataram Kuno. Mereka yakni yakni Sri Prameswari, Rakryan Binihaji, Samgat Anakbi, dan Ibu ni Paduka Sri Maharaja. 

Sri Prameswari merupakan istri raja atau permaisuri, dia disebut bersama dengan raja pada saat menurunkan perintah agar menjadikan tanah di Demak ditetapkan sebagai sima.

Beberapa tahun sebelumnya, di dalam Prasasti Cunggrang II tahun 851 saka, raja memerintahkan pemeliharaan untuk Sang Hyang Prasada Silulung, yaitu bangunan suci tempat bersemayamnya ayah dari Rakryan Binihaji Sri Prameswari Dyah Kebi atau disebut juga Rakryan Sri Prameswari Sri Wardhani Dyah Kbi. 

Sementara Rakryan Binihaji merupakan istri raja yang bukan permaisuri, yaitu selir. Kedudukannya disejajarkan dengan permaisuri, putra mahkota, dan putra raja lainnya. 

Namanya Rakryan Binihaji Rakryan Mangibil, disebut sebagai seseorang yang memerintahkan pembangunan bendungan di tiga desa yaitu Desa Kahulunan, Wewatan Wulas, dan Wewatan Tamya kepada rama di Wulig, Pangikettan. 

Sosok Rakryan Binihaji inilah yang memerintah supaya jangan ada yang berani mengusiknya. Hal ini agar rakyat dapat mengambil ikannya baik siang maupun malam hari. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network