BLITAR, iNews.id - Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' tengah viral di media sosial. Lirik lagu tentang Joko Tingkir atau Jaka Tingkir atau Mas Karebet itu disesalkan sejumlah ulama karena dinilai kurang pantas.
Mereka beralasan sosok Joko Tingkir yang menjadi lirik lagu tersebut merupakan salah satu ulama Islam asal Jawa.
Protes atas lirik lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet salah satunya diungkapkan Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur KH Makruf Khozin. Sebenarnya siapa Joko Tingkir? Berikut fakta sejarahnya.
1. Raja Pajang dan Menantu Sultan Demak
Joko Tingkir yang memiliki nama kecil Mas Karebet merupakan pendiri sekaligus raja pertama (1568-1582) Kerajaan Pajang. Sebagai raja Pajang, Joko Tingkir mendapat panggilan Sultan Hadiwijaya atau Sultan Adiwijaya.
Joko Tingkir yang lahir di Pengging, Jawa Tengah merupakan menantu Trenggana, Sultan Demak (1505-1513 dan 1521-1546) . Dari pernikahannya dengan Ratu Mas Cempaka, ia dikaruniai seorang putra bernama Pangeran Benowo atau Pangeran Benawa.
Kesuksesan karir politik Joko Tingkir dimulai dari perseteruannya dengan Adipati Jipang Panolan (sekarang Cepu Blora), Aryo Penangsang atau Arya Penangsang. Dibantu Ki Ageng Pemanahan, Juru Mertani, Ki Panjawi dan Danang Sutawijaya, Joko Tingkir berhasil menghabisi Arya Penangsang.
Sejak tumpasnya Arya Penangsang, Joko Tingkir muncul sebagai Raja Pajang, yang kekuasaanya menggantikan Kesultanan Demak. Dalam buku Kerajaan Islam Pertama di Jawa, Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI, peneliti asing H.J de Graaf dan Th.G.Th. Pigeaud menyebut, dengan berakhirnya keluarga raja Demak cabang Jipang, mulailah Pajang memegang kekuasaan tunggal.
“Maka berdirilah kerajaan pedalaman yang pertama di Jawa Tengah sebelah selatan, yang kemudian berkembang menjadi kekuatan politik besar selama berabad-abad”. Sejak munculnya Kerajaan Pajang, pusat kekuasaan politik Jawa yang sebelumnya di wilayah pesisir Demak dan Surabaya, bergeser ke pedalaman.
Dalam Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, Peralihan dari Majapahit ke Mataram, disebutkan bahwa pada tahun 1581 Sultan Hadiwijaya mendapatkan pengakuan kekuasaan sebagai raja Islam dan Sultan dari raja-raja terpenting di Jawa Timur dan pesisir sebelah timur.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait