Saat ditagih, pengelola arisan bersedia mencicil dengan nilai Rp100.000 hingga Rp500.000 pe rbulan. Selain itu dia juga terus menghindar saat berusaha ditemui para member arisan.
“Itu uang tabungan saya, tapi lebih kasihan para TKW yang peras keringat di luar negeri,” kata perempuan berhijab tersebut.
Sejumlah korban mengaku ikut arisan sejak 2022, namun mulai 2023 sudah bermasalah. Sementara pihak pengelola dianggap tak mempunyai itikad baik sebelum kasus ini dilaporkan polisi.
“Kita inginnya diselesaikan kekeluargaan, tapi dia (pengelola arisan) selalu sembunyi saat mau kita temui,” ujar Hanny.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait