Viral Keranda Jenazah di Pasuruan Dibawa ke Kuburan dengan Berlari, Netizen: Orang Baik

PASURUAN, iNews.id - Video jenazah di Pasuruan dibawa ke permakaman dengan berlari viral di media sosial. Pada video berdurasi 47 detik tersebut beberapa orang yang mengangkat keranda lari tunggang langgang.
Selain itu terdengar suara teriakan heran dari warga yang ikut memberikan penghormatan terakhir. "Sampek ngawang (terbang)," katanya.
Sementara itu pemandangan kontras terlihat di belakang. Ratusan orang puluhan pengantar jenazah berjalan santai. Mereka tak ikut berlari seperti para pengangkat keranda.
Informasi yang dihimpun, jenazah tersebut atas nama Syahroni, warga Desa Kluwut, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan. Syahroni meninggal dunia pada Sabtu (11/12/2021) dan dimakamkan di desa setempat.
Video viral keranda berlari ini sempat ditonton dimedia sosial hingga 4 juta penonton dengan 4.000 komentar positif semuanya. Beberapa di antara mereka bahkan menduga-duga bahwa jenazah tersebut merupakan orang baik, sehingga ingin cepat sampai di alam barzah,
Meski begitu, bagi warga sekitar menggotong keranda mayat dengan cara berlari ini sangat aneh. Sebab, biasanya membawa keranda mayat itu berjalan santai tidak berlari seolah-olah kerandanya terbang.
"Biasanya tidak sampai lari seperti itu. Kalau cepat, berarti orang yang meninggal itu orang baik," kata salah seorang warga, Roni, Rabu (15/12/2021).
Komentar sama juga disampaikan warga lainnya, Fuad. Dia menyebut, membawa jenazah dengan cara berlari merupakan hal aneh.
Sementara itu salah seorang tokoh agama di Pasuruan KH Mujib Imron mengatakan, secara syariat Islam membawa keranda mayat melaju cepat, diperbolehkan. Namun, tidak boleh berlari seperti yang viral di media sosial. Alasannya, tindakan tersebut membahayakan jenazah.
"Secara syariat gak papa. Seyogyanya orang mati cepat dikubur. Namun, tidak usah lari.
Karenanya dia mengimbau warga tidak perlu meniru seperti ini. Dia hanya berpesan bila ada yang meninggal dunia segera dimakamkan dalam waktu secepat mungkin.
Editor: Ihya Ulumuddin