Viral Aksi Pengeroyokan di Kampus Swasta Malang gegara Potongan Rambut
MALANG, iNews.id - Video aksi pengeroyokan di sebuah perguruan tinggi swasta di Malang viral di media sosial. Video pengeroyokan itu terekam kamera CCTV di kawasan kampus pada Senin (25/9/2023) sekitar pukul 08.00 WIB.
Pada video berdurasi 34 detik yang tersebar terlihat dugaan aksi kekerasan di kawasan halaman parkir kampus Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri). Terlihat beberapa orang mengejar sejumlah mahasiswa hingga terjadi adu fisik, hingga masuk ke area gedung.
Dari narasi yang beredar di media sosial, diduga kejadian tersebut karena ada salah seorang mahasiswa baru (Maba) yang merasa sudah potong rambut, tetapi ternyata belum memenuhi persyaratan ospek.
Alhasil diduga karena adanya selisih paham perihal persyaratan rambut membuat mahasiswa baru tersebut tak terima. Di sisi lain panitia ospek dari mahasiswa Unitri berusaha untuk melakukan tindakan pendisiplinan.
Kepala Biro (Kabiro) Kemahasiswaan Unitri Zuhdi Ma'sum meluruskan informasi yang beredar di media sosial perihal aturan potongan rambut yang diterapkan saat ospek. Zuhdi mengakui bahwa memang ada aturan pemotongan rambut pendek ke mahasiswa baru (Maba) yang mengikuti ospek. Tetapi pada akhirnya ada keputusan sendiri yang dibuat menurut persepsi masing-masing, tanpa ada batasan.
"Kesepakatan di mana-mana juga gitu sudah dibuat, kalau rambut dikurangi sekian lah batasan itulah, antara ini oke dan tidak oke. Mereka memutuskan sendiri, karena persepsinya masing-masing, persepsi korban mengatakan segini oke, si panitia masih kurang," ucap Zuhdi Ma'sum, ditemui pada Selasa (26/9/2023) di ruang kerjanya.
Padahal seharusnya dikatakan Zuhdi, peraturan dan pemutusan persyaratan itu jika terjadi perdebatan di tataran mahasiswa, perlu dikembalikan ke bagian kemahasiswaan kampus untuk ditarik kesimpulan. Namun ia mengakui bahwa kemungkinan panitia ospek maba juga merasa lelah karena persiapan sejak Sabtu hingga Senin.
"Itu seharusnya dilarikan ke kemahasiswaan bagaimana posisinya. Tapi ada di posisinya memang dia mungkin lelah atau persiapan mulai Sabtu Minggu Senin sama sekali tidak direncanakan. Karena situasinya waktu itu memang lagi mengatur 1.000 mahasiswa lebih BEM, DPM, jadi tensinya agak tinggi," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin