Usai Diperiksa Polda Jatim, Avriellya Shaqqila Menangis dan Minta Maaf
SURABAYA, iNews.id – Lama ditunggu, model Avriellya Shaqqila akhirnya keluar dari ruang penyidik Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jawa Timur (Jatim). Mengenakan kaos ketat warna coklat dan berjaket, Avriellya keluar sekitar pukul 17.45 WIB.
Avriellya diperbolehkan pulang setelah menjalani pemeriksaan 1x24 jam. Sama seperti Vanessa Angel, model majalan pria dewasa ini juga dinyatakan tidak bersalah, dan hanya berstatus sebagai saksi korban.
“Avriellya meminta maaf kepada pubik atas kesalahan dan kekhilafan. Khusus kepada kepolisian, saya juga minta maaf atas tindakan yang tidak patut dicontoh ini,” katanya, Minggu (6/1/2019).
Tak seperti Vanessa yang begitu tenang, Avriellya terlihat syok begitu keluar dari ruang penyidikan. Beberapa kali, perempuan cantik ini bahkan menangis. “Saya salah. Saya mohon maaf,” imbuhnya sambil menitikkan air mata.
Entah karena saking sedihnya, Avriellya bahkan terlihat kebingungan saat dihadang puluhan awak media. Seusai menyampaikan permohonan maaf misalnya, Avriellya bukannya pulang, tetapi malah hendak kembali masuk ke ruang penyidikan. Namun, beberapa kolega lantas mengarahkannya masuk ke dalam mobil.
Seperti diketahui, Avriellya diamankan polisi bersama Vanessa Angel pada Sabtu (5/1/2019) di sebuah hotel di Surabaya. Keduanya diamankan karena terlibat prostisusi online.
Sebelumnya, Vanessa Angel juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kasus prostitusi yang melibatkan dirinya. Sebab lantaran hal itu, timbul kegaduhan di tengah masyarakat.
Tak hanya itu, artis FTV ini juga menyadari bahwa perbuatannya telah merugikan banyak orang. “Saya meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Atas opini dan asumi masyarakat yang sudah terbentuk di masyarakat,” katanya.
Permohonan maaf itu disampaikan Vanessa Angel begitu keluar dari Subdit V Cyber Crime Ditreskrimus Polda Jatim, Minggu (6/1/2019). Ditemani rekan sesama artis, Jane Shalimar dan beberapa kolega, Vanessa menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
Editor: Himas Puspito Putra